![]() ![]() "Puteriku tercinta, pada hari ulang tahunmu ini aku akan memberimu sebuah kalung yang sangat indah. Melihat puteri tercintanya telah muncul, Sang Prabu segera berdiri dari kurisnya sambil menggenggam sebuah kalung indah. Bahkan, tidak sedikit diantara mereka yang mengagumi dan jatuh hati pada kecantikan paras Sang Putri. Dan, ketika Sang Puteri yang cantik jelita muncul, semua orang pun menyambutnya dengan gembira. Sang Prabu dan Permaisuri menyambut mereka dengan suka cita. Saat hari ulang tahun tiba, para penduduk negeri berkumpul di alun-alun istana untuk merayakannya. Sang Prabu hanya mengambil beberapa hadiah berupa emas dan permata untuk dilebur menjadi sebuah kalung bagi putri tercintanya. Kewalahan menerimah hadiah yang begitu banyak, Sang Prabu lalu menyuruh para pembantunya membawa dan menyimpannya ke dalam salah satu ruangan di istana. Ketika Sang Puteri akan merayakan ulang tahunnya yang ke-17, secara spontan para penduduk negeri pergi ke istana dengan membawa berbagai macam hadiah yang indah. ![]() ![]() Dia bahkan sering berkata kasar apabila keinginannya tidak langsung dipatuhi dan dipenuhi. Namun sayangnya, karena diberi kasih sayang berlebihan, Sang Gadis tumbuh menjadi seorang anak manja. Bayi itu tumbuh dengan cepat dan beberapa belas tahun kemudian telah menjadi seorang remaja yang cantik jelita. Setelah sembilan bulan mengandung, Permaisuri melahirkan seorang bayi perempuan. Mereka berbondong-bondong datang ke istana sambil membawa hantaran berupa hasil bumi dari sawah dan ladang. Rakyat segera menyambutnya dengan gembira. Beberapa bulan kemudian barulah keinginan Sang Prabu dikabulkan. Lama-kelamaan Sang Prabu menjadi iba dan memutuskan pergi ke Hutan untuk bertapa dan memohon doa pada Yang Maha Kuasa agar dikaruniai momongan. Dia sering duduk termenung sambil sesekali menitikkan air mata apabila istana sedang sepi. Tetapi Sang Prabu tidak menyetujuinya, "Buatku, anak kandung akan lebih baik daripada anak angkat."Īpabila Sang Prabu dapat menyembunyikan perasaannya karena harus menjadi seorang pemimpin yang baik di mata rakyat, tidak demikian halnya dengan Sang Permaisuri. Penasihat kerajaan pernah menyarankannya mengangkat anak agar kesedihannya sedikit terobati. Hal ini disebabkan karena telah sekian lama berumah tangga, tetapi belum juga dikaruniai momongan. Namun, dibalik kemakmuran dan kesejahteraan tersebut sebenarnya Sang Prabu sedang gundah gulana. Tak heran apabila negeri itu menjadi makmur, tenteram, dan sejahtera. Kerajaan itu dipimpin oleh seorang prabu yang konon sangat arif dan bijaksana. Alkisah, pada zaman dahulu kala di sekitar daerah Pucak, Bogor, Jawa Barat, terdapat sebuah kerajaan. ![]()
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. ArchivesCategories |